(Kuliner) Menikmati Wisata Kuliner dengan Minum Wedang Rumah Londo dan Segelumit Cerita Sari Tejo

wisatakyai.blogspot.com - Setelah lama di Solo telah membuat saya tahu sedikit lebih banyak tentang perubahan di kota. Dulu, tepat di depan Stasiun Purwosari ada bangunan tua yang merupakan bekas pabrik es Sari Petojo.

Pabrik es yang saya maksudkan sudah ada sejak Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda. Artinya, sudah lama sekali. Menurut beberapa informasi yang saya dengar dan baca, pabrik es Sari Petojo dulu berkecil hati untuk menjadi situs Warisan Budaya mengingat nilai sejarahnya yang tinggi.

Tapi apa yang dikatakan, hanyalah sebuah wacana. Atas nama modernisasi (mungkin uang), bangunan bersejarah lama kini telah berubah menjadi hotel dan mall. Klasik, tapi begitulah adanya.

Sebenarnya saya hampir bosan dengan pembangunan hotel dan mal yang terlalu masif di Solo. Melihat ke belakang, pembangunan hotel dan mal yang merajalela di Solo terjadi setelah mantan walikota Solo yang kini menjabat sebagai Presiden Indonesia, Joko Widodo, pindah ke Jakarta untuk menjadi gubernur pada tahun 2012.

wedang omah londo solo

Setelah Jokowi pergi, izin pembangunan hotel dan mal Di Solo menjadi sangat mudah. Semudah mendapatkan ucapan selamat datang dari penjual minimarket.

Bayangkan saja, jika semua bangunan bersejarah itu hilang dan berubah menjadi hotel atau sejenisnya, apakah masih ada alasan bagi orang luar untuk mengunjungi Solo yang menurutnya adalah Kota Budaya? (Saya percaya bahwa sejarah adalah bagian dari budaya)

Beruntung, di tengah gempuran bangunan multi-cerita yang konon menjadi simbol modernisasi masih ada beberapa bangunan yang tetap dalam bentuk aslinya, meski beberapa sudah bertobat. Salah satunya adalah Wedangan Omah Londo yang terletak tepat di sebelah hotel Swiss Bell-In. Sebuah hotel yang dibangun di atas pabrik es Sari Petojo.

Jujur saja, saya tidak yakin apakah bangunan yang sekarang digunakan sebagai Wedangan Omah Londo ada hubungannya dengan Sari Petojo. Namun, melihat lokasi yang begitu dekat dengan Sari Petojo saya menduga bangunan ini dulunya merupakan rumah resmi bagi para pejabat di pabrik es. Informasi tentang Sari Petojo sendiri sangat minim sehingga saya tidak bisa memberi tahu lebih banyak.

wedang omah londo solo

Dilihat dari luar, disain bangunan Wedangan Omah Londo sudah terlihat kuno. Dengan cat putih dan bentuk atapnya mirip dengan rumah asrama Belanda. Masuk ke dalam, kesan vintage akan lebih terasa meski pada beberapa titik sudah terlihat sentuhan modern.

Sebuah piano tua, vespa tertutup plastik dan topi Belanda adalah beberapa contoh koleksi yang membuat kesan vintage di Wedangan Omah Londo menjadi lebih terasa.

Bukan sebagai Pendopo Wedangan vintage tapi saya yakin siapa saja yang datang ke tempat ini akan segera ngeh bahwa mereka ada di bangunan tua.

Tempat nongkrongnya seperti Wedangan Omah Joglo sendiri - yang menggabungkan konsep cafe dan wedangan - sangat lazim di Solo. Jumlahnya juga lebih masif.

Di Omah Londo sendiri kita bisa mendapatkan menu rakyat biasa yang kita temukan di wedangan konvensional, dengan harga yang sedikit lebih mahal, tentunya. Bonusnya (bagi yang suka foto) kita bisa mengambil beberapa foto dengan latar belakang yang menarik.
Previous
Next Post »